Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2022

Hierarki Pengendalian Bahaya dalam OHSAS 18001:2007

Dalam tahapan rencana, standard OHSAS 18001 mempunyai syarat untuk organisasi untuk membuat hirarki kontrol. Sepanjang proses analisis bahaya k3, organisasi perlu mengenali sudahkah ada kontrol di dalam organisasi dan apa kontrol itu mencukupi untuk analisis bahaya. Saat mendeskripsikan kontrol atau mengubah yang telah ada, organisasi perlu mempertimbangkan hierarki kontrol/pengaturan bahaya. Hierarki pengaturan bahaya pada intinya memiliki arti fokus dalam penyeleksian dan penerapan pengaturan yang terkait dengan bahaya k3. Ada banyak barisan kontrol yang bisa dibuat untuk hilangkan atau kurangi bahaya k3, yaitu salah satunya: Eliminasi Substitusi Kontrol Tehnik / Perancangan Kontrol Administratif Alat Perlindungan Diri. Tetapi, permasalahannya ialah jika dampak dari barisan kontrol berbeda, dan beberapa pada mereka tidak betul-betul hilangkan atau kurangi resiko bahaya secara paling memberikan kepuasan. Bagi para pekerja yang sedang mencari sepatu safety dengan kualitas premium dan 

Penerapan K3 (Kesehatan Dan Keselamatan Kerja) Di Rumah Sakit

Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah wujud usaha untuk membuat tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, hingga bisa kurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit karena kerja yang pada akhirannya bisa tingkatkan efektivitas dan keproduktifan kerja. Kecelakaan kerja bukan saja memunculkan korban jiwa atau rugi materi untuk karyawan dan pebisnis, tapi dapat mengusik proses produksi secara detail, menghancurkan lingkungan yang pada akhirannya akan berpengaruh pada khalayak luas. Penyakit Karena Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kelompok petugas kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam secara baik. Bila kita dalami angka kecelakaan dan penyakit karena kerja di sejumlah negara maju (dari beberapa penilaian) memberikan kecondongan kenaikan kebiasaan. Sebagai factor pemicu, kerap muncul karena minimnya kesadaran karyawan dan kualitas dan ketrampilan karyawan yang kurang mencukupi. Banyak karyawan yang menyepel